Mendengarkan Dengan Telinga Hati, Pesan Hari Komunikasi Sosial 2022

Paus Fransiskus mengangkat tema sederhana penuh makna pada Hari Komunikasi Sosial ke-56 yang jatuh pada 29 Mei 2022. Apakah selama ini kita kurang mendengarkan sehingga tema ini perlu diangkat?

Sebenarnya tema ini adalah lanjutan dari tema tahun lalu, Datang Dan Lihatlah. Tema tersebut mengajak kita untuk memahami kenyataan yang ada, kemudian menceritakannya kembali. Baik pengalaman tentang banyak peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, atau tentang orang-orang yang kita temui.

Dalam homili pada Misa Hari Komunikasi Sosial di Minggu sore, Pastor Wensi Wowor, MSC menjelaskan tentang makna peringatan yang berkesinambungan ini.

“Kita memiliki dua mata, dua telinga tapi hanya satu mulut dengan tujuan untuk lebih banyak melihat, lebih banyak mendengar daripada berbicara.”

Artinya, lanjut Pastor Wensi, seharusnya kita harus lebih banyak melihat dan mendengarkan. Porsinya dua kali lebih banyak daripada kita berbicara.

Pastor Wensi juga menjelaskan bahwa dengan melihat kita bisa mengetahui, dengan mendengar kita bisa memahami. Dan pada akhirnya kita menggunakan mulut untuk mengkomunikasikannya.

Orang sering menempatkan komunikasi sebagai hal utama, termasuk di gereja. Ada banyak pelatihan komunikasi publik yang baik, tetapi terlalu fokus pada teknisnya.

“Kita seringkali terjebak dalam tekniknya, lupa pada kontennya, lupa pada isinya.” Ungkap Pastor Wensi pula dalam kesempatan tersebut.

Belum lagi dengan fenomena media sosial saat ini. Beragam platform tersebut bisa mendekatkan yang jauh, namun sekaligus menjauhkan yang dekat. Kita menjadi semakin acuh terhadap orang lain di sekitar kita. Cara berkomunikasi juga berubah karena hanya lewat suara, tidak lagi saling bertatap mata.

Di akhir homili, Pastor Wensi mengajak kita untuk mengevaluasi cara berkomunikasi. Kita diajak untuk lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, seperti ajakan Paus Fransiskus dalam suratnya tentang Hari Komunikasi Sosial 2022.

Dalam pesannya, Paus juga berpesan agar kita mendengarkan berita yang benar. Jangan mendengarkan berita yang keliru atau HOAX yang berpotensi memecah belah.